Selamat datang

Selamat datang di Blog saya

Senin, 27 Februari 2012

Pangeran Kodok dan Putri Tidur

Seorang Putri dari seorang Raja yang terpandang, cantik, pintar, dan baik hati.
Tapi kenapa ia harus bersanding dengan pria itu? Pria yang tak ada gunanya.
Orang-orang terus saja memojokkan Tuan Putri yang memiliki pacar seperti itu, yang selalu membuatnya bersedih, dan menjadi benalu baginya.
Tuan Putri masih saja tetap pada pendiriannya dan berkata dalam hati, "Dialah yang kupilih. Dia yang harus ku rawat dan kujaga cintanya sampai waktu yang memisahkan kita!".
Hanya satu permintaan Tuan Putri pada Pria itu, yakni memperkenalkan dirinya pada keluarga Putri, dan sebaliknya. Tapi pria itu tak pernah mengabulkannya.
Sekalipun mereka sudah berkali-kali jatuh bangun melawan semuanya.
Sekarang Tuan Putri sudah letih, Pria yang selalu di topang nya, tak pernah mau menunjukkan siapa dirinya.
Akhirnya, Sang kesatria itu tunduk pada pedangnya sendiri, menikam tubuhnya dihadapan Tuan Putri.
Lalu Sang Pangeran dari Seberang datang dan menawarkan dirinya untuk menggantikan Sang Kesatria tersebut. Tapi Tuan Putri malah terdiam membisu tak tahu harus berkata apa pada Sang Pangeran itu.
Tiba-tiba, Sang Pengawalpun bertekuk lutut dihadapan Tuan Putri untuk selalu menjaganya.
Ia makin diam membisu.
Cintanya kepada Sang Kesatria masih tetap terjaga di dalam hatinya,meski Kesatria itu telah tiada.
Sang Putri harus memikirkan siapa kah yang harus dipilihnya.
Ia pun berlari menuju hutan, dan berfikir.
Saat ia sedang berfikir, seorang lelaki gagah, menunggangi kuda putihnya, mendekat dan menolong Tuan Putri itu. "Ada apa gerangan Tuan Putri di sini?!" Akhirnya ia menceritakan semuanya. Lalu mereka pun kembali ke kerajaan. Kemudian mereka disetujui, maka Dialah Pilihan Tuan Putri!.

Kemudian entah dengan kekuatan apa, sang kesatria dapat bangkit dan meminta maaf pada sang Putri, serta menginginkannya kembali. Namun Sang Putri telah bersama Sang Pangeran yang baik hati.
Dan sang pengawal, ternyata tak ingin tinggal diam, namun ia hanya bisa menjaga Sang Putri.
Mereka bersaing demi mendapatkan sang Putri.
Sang Putri pun bingung kembali. Tapi ia tak kembali ke Hutan. Karena ia telah bersama Pangeran nya.
Ketika Sang Putri bercerita pada Sang Pangeran, Sang Pangeran pun hanya tersenyum dan berkata :
"untung sekarang kamu punya pacar bukan tukang cemburuan".
Yup, dia tak pernah sedikitpun cemburu kecuali dengan Kesatria dan Pengawal itu.
Sang Putri pun cemberut dan berfikir, "kenapa?".
Seakan tahu isi pikiran Sang Putri, maka Pangeran pun menjawab :
" Apakah kamu jodoh aku atau bukan, aku tak peduli. Cukup percaya, kalau emang jodoh tak akan ke mana. Cukup itu saja, tak perlu cemburu,tak perlu resah. Karena kalau resah, yang ada malah kejadian. Makannya aku percaya kamu, dan kamu harus percaya aku. Karena dengan begitu pasti harmonis".
Maka Sang Putri pun tersenyum dan mereka pun hidup bahagia. :)

Tapi disisi lain...
Putri yang jatuh hati kepada Sang Pangeran yang telah menolongnya di Hutan.
Putri yang makin menyanyangi Pangeran ketika memberikan arahan saat Putri bimbang.
Namun Putri masih ragu, karena Sang Ksatria dan Sang Pengawal yang tetap mengejarnya.
Meski ia telah bersama Sang Pangeran.

Semua bayangan ketiga lelaki yang mencintainya tak pernah hilang dari benak sang Putri.
Sang Putri terus menghembuskan nafas panjang ketika mengingat mereka semua.
Kesatria bodoh yang menikam dirinya sendiri di hadapan sang Putri karena kesalahannya sendiri.
Pangeran baik hati yang cuek namun sangat menyayangi Sang Putri.
Dan Pengawal tegas yang selalu ingin melindungi Putri.

Dinginnya Sore itu, membuat Sang Putri menggigil di tengah lamunannya di teras belakang istana yang megah.
Sang Pengwal yang sedari tadi menemani Sang Putri, langsung mengajaknya masuk kedalam istana.
Dihangatkannya tubuh Sang Putri dengan seacngkir teh buatannya, dan selimut tebal yang ia selimutkan pada tubuh sang Putri. Sang Putri masih berada dalam lamunannya, sedang Sang Pangeran entah berada dimana.
Kesempatan emas buat Sang Pengawal yang memang mencintai Sang Putri.
Maka, diperlakukanlah Sang Putri bagai Sang Ratu. Dan Sang Putri pun tersenyum.

Ditengah kemesraan mereka berdua di depan tungku api yang menyala. Datanglah sang Pangeran yang hampir membeku. Maka dengan sigap, Sang Pengawal pun memberikan selimut tebal yang hangat dan teh buatannya kepada Sang Pangeran dan mendudukkannya disamping Sang Putri. Sakit hati Sang Pengawal melihat Sang Putri berdampingan bersama dengan Sang Pangeran. Tapi dia juga senang karena Sang putri tak jadi bersanding dengan Kesatria bodoh itu.

Mereka pun berbincang layaknya teman. Tak terlihat adanya api permusuhan diantara mereka.
Pengawal yang setia menjaga Sang Putri. Dan Pengeran yang menemani Sang Putri.

Tetapi, disuatu saat. Tanpa sepengetahuan Sang Pangeran dan Sang pengawal, Sang Putri kabur dari Istana.
Ia mencari sosok Kesatria yang dulu ia cintai, meski Kesatria itu sudah jelas-jelas menikam tubuhnya sendiri dihadapan sang Putri. Namun Sang Putri percaya, Kesatria masih hidup.

Sang Pengawalpun cemas mencari Sang Putri. Tapi Sang Putri malah asik bersama Kesatria bodoh itu.
Hingga waktu berlalu, dan Sang Putri pulang ke Istananya.
Sesampainya di Istana, Sang pengawal geram melihat tingkah Sang Putri.
Di maki-makilah Sang Putri. Karena ia merasa Sang Putri menjadi tanggung jawabnya.
Sang Putri pun masuk ke kamar dan menangis sejadi-jadinya.
Sang Pangeran yang mendegar suara isak tangis SAng putri, langsung menuju Kamar Sang putri dan memeluknya hingga terdiam.
Sang Putri pun meminta maaf pada Sang Pangeran dan Sang Pengawal.
Sang Pangeran, akhirnya memaafkan Sang Putri karena ia tidak tahu kejadian yang sebenarnya.
Sedang Sang Pengawal, mulai menjauhi Sang Putri yang sudah keterlaluan menyakiti hatinya.

Sang Putri pun terdiam, meski ia merasa cemas dan sedih ditinggalkan Sang Pengawal.
Walau ada Sang Pangeran yang terus menghiburnya, yang setia bersamanya, tetap saja Sang Putri merasa ada yang mengganjal di hatinya.
Ternyata ia sadar, ia tak lagi mencintai Kesatria bodoh itu. Kesatria itu hanyalah teman baginya.
Sang Pangeran yang setia disampingnya, tapi cinta Sang Putri tak bersamanya.
Sang Putri tetap mencari cintanya Sang pengawal yang setia menjaganya.
Meskipun Sang Pengawal tak mau mengakui bahwa ia masih mencintai Sang Putri.

Semenjak kepergian Sang Pengawal, Sang Putri sadar bahwa ia sudah tak lagi mencintai Sang Pangeran. Sang Putri pun kabur lagi untuk mencari Sang Kesatria...
Baginya kesatria tetaplah kesatria, seorang yang sangat dicintainya meski telah menyakitinya.
Sang Kesatria yang telah sadar dan ingin kembali bersama sang Putri dicerita kedua dan ketiga,  akhirnya bisa juga bertemu dengan Sang Putri.
Mereka melepas rindu tanpa sepengetahuan Sang Pangeran. Sang Kesatria pun sudah jauh lebih baik dari pada yang Sang Putri kenal terdahulu. Ia berani mempertaruhkan segalanya demi Sang Putri yang ia cintai, Karena Sang Putri dan Sang kesatria  masih saling mencintai. Tapi disisi lain, Sang Putri juga tak mau menyakiti hati Sang Pangeran.
Sang Putri pun bingung kembali. Tapi Sang Pengawal sudah tidak ada, siapa yang bisa aku percaya untuk berbagi cerita?
Ia hanya bisa membisu di dalam kamarnya dan berpikir keras.

Kaburnya Sang putri untuk menemui sang Kesatria ternyata didengar oleh Sang Raja. Raja pun marah hingga ingin menjodohkannya dengan Pangeran yang lain. Sang Putri pun semakin bingung siapa yang harus dipilihnya???
Sang Kesatria yang dicintainya, Pangeran yang memang kekasihnya, Pengawal yang ia rindukan, atau Pangeran dari negeri seberang yang akan dijodohkan dengannya?!

Sang Putri hendak kabur kembali... Dan yang pasti ia cari adalah Sang Kesatria.

Tapi Pangeran mengetahui gelagat sang Putri, dan ia mencarinya. Setelah menemukannya, ia tak mau melepasnya lagi dan kemudian berkata.... "U're my Princess n I'm ur Prince". Lalu, Sang Putri bertanya, "Pangeran dan Putri apa?!" Saya pikir dia akan menjawab, "Cinderella dan Pangerannya jam 12nya", "Putri Putih Salju dan Pangeran kuda putihnya", "Beauty n the beast", atau yang lainnya.
Tapi apa yang dia ucapkan?! "Putri Tidur dan Pangeran Kodok". Saya tercengang dan tersenyum mendengarnya. Kenapa?! Dia pun menjawab "Karena kita sama-sama berubah ketika kita telah menemukan cinta sejati kita!"
Bukan wujudnya dia dari seekor kodok jadi pangeran, atau saya yang dari tidur jadi terbangun. Tapi dari kebiasaan kami yang suka bermalas-malasan menjadi semangat. :)

Tapi setelah itu saya berpikir tentang kedua dongeng tersebut, dimana dongeng tersebut, terdapat persamaan, yakni dua-duanya perlu cinta yang tulus, cinta yang sejati dan perlu sebuah ciuman untuk membebaskan dari kutukan. Lalu siapa ya yang harus mencium duluan agar sama-sama terbebas dari kutukan itu?!
Kalau Pangeran Kodok duluan, dia kan seekor kodok, bagaimana caranya bisa melompat sampai atas tempat tidur dan mencium sang Putri?! Tapi kalau Putri duluan, Putrinya kan tidur, mana tau kalau yang ia cium itu Pangeran Kodok?! Pernah ada yang berpikir seperti itu tidak ya???


Tidak ada komentar:

Posting Komentar